Selamat Datang, Juni Yang Basah.

Selamat datang, Juni yang basah.

Rasanya belum lama kita saling mengenal. Waktu itu, kita hanya sebatas tatapan kosong. Lalu, pelan-pelan untuk saling mengisi ruang. Kemudian perlahan saling melupakan. Kita menjalani kehidupan masing-masing.

Selamat datang, Juni.

Kamu sekarang sendiri Jun, walau kata pak Sapardi tak ada yang lebih tabah dari pada hujan di bulan Juni. Tapi hujan di bulan lain ternyata kamu harus selalu tabah Jun. Jangan sampai tenggalam oleh hujan, apalagi ia mengalir deras di pipimu.

Juni, walau amigdala bilang ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni, yaitu perempuan yang disetubuhi rindu, dan rela tidak di bayar. Itu gak berlaku buat kamu. Kamu akan tetap basah, Jun, dan kamu belum tentu selalu tabah.

Malam senin, 31 Maret 2020. Sebuah lagu Tears in heaven dari Eric Clapton dan sebatang rokok menemaniku merayakan hari anti-tembakau. Menunggu kamu datang,Juni.

Biasanya, seseorang selalu menemaniku menyambut mu, Juni. Lalu aku terhipnonis oleh puisi pak Sapardi, lagi. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana. Nyatanya, mencintaimu tak pernah sesederhana itu.


Selama datang, Juni.

Kamu benar-benar sendiri, Juni. Bulan, tahun, dan kehidupan selanjutnya kamu akan tetap sendiri. Waktu akan terus menjalankan tugasnya, ia berputar, kita akan terkikis habis, kalau kita terus hidup di masa lalu, terjebak dalam ruang nostalgi(L)a.

.

Selamat datang Juni, selamat tinggal Januari. Tetaplah hidup walau tak berguna, dunia belum berakhir, urusan anak muda bukan hanya soal cinta, bulan. Kita masih sangat muda, dan luka adalah biasa.


Cianjur, 1 Juni 2020







Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )