Il Principe, Buku Pedoman Para Diktator

Il Principe atau dalam bahasa Inggis The Prince ( sang pangeran ) adalah salah satu mahakarya dari Niccolo Machiavelli, seorang ahli teori politik, diplomat, politikus, dan filsuf.  Il principe penuh dengan kontoversi karena Machiavelli dianggap melegalkan segala untuk menggapai kekuasaan. Tipu muslihat, kelicikan, dusta, serta kekejaman adalah lumrah.

Sebagai contoh, ia menulis bahwa membunuh sahabat seperjuangan, mengkhiananti teman-teman sendiri, tidak memiliki iman, tidak memiliki rasa kasihan, dan tidak memiliki agama. Semua hal itu tidak dapat digolongkan sebagai tindakan yang bermoral, namun dapat memberikan kekuasaan. Manusia tidak segan-segan (lebih) membela orang yang ditakuti dibanding yang mereka cinta. Karena cinta diikat oleh rantai kewajiban. Pada saat manusia telah mendapatkan apa yang diinginkannya, rantai tersebut akan putus (sebaliknya) rasa takut tidak akan pernah gagal ( Niccolo Machiavelli).

Machiavelli membagi kekuasaan dalam dua bentuk. Republik dan keraajaan. Dalam mempertahkan kekuasaan yang telah direbut, Machiavelli menulis ada dua cara yang bisa dilakukan. Pertama, membunuh semua keturunan kerajaan termasuk menghancurkan koloni-koloninya yang lama, dan membuat koloni yang baru. Kedua, tidak mengubah undang-undang yang sudah ada. Dengan begitu, kesempatan untuk menguasi suatu wilayah akan terus berlangsung.

Perang, Pengorganisasian, dan disiplin perang adalah satu-satunya seni yang dibutuhkan oleh seorang yang memimpin. Hal-hal ini bukan hanya alat untuk pertahanan bagi mereka yang terlahir sebagai pangeran, duke ( adipati. Ed ). Namun juga sebagai alat bagi mereka yang terlahir dari warga sipil, penduduk biasa bahkan rendahan sehingga bisa mencapai posisi kepemimpinan.

Menurut Machiavelli, Ketika Seorang yang memimpin memikirkan hal-hal lain selain pasukannya, mereka akan kehilangan pasukannya. Penyebab terbesar dalan keruntuhan sebuah negara adalah ketidak patuhan pada seni ini.

Selanjutnya, dalam mempertahankan daerah yang telah dikuasai. Ada tiga cara untuk mempertahannyanya. Pertama, dengan merampas milik penduduk serempat. Kedua, tinggal dan menetap di daerah itu. Ketiga, memperbolehkan warga sipil hidup dengan peraturan mereka sendiri, memberikan penghargaan, dan mendirikan pemerintahan di wilayah tersbut dengan kontrol ketat dan terdiri dari sekutu.

Niccolo Machiavelli menghalalkan segala cara untuk merebut, mempeetahankan, dan memperluas kekuasaan. Il Principe adalah buku yang ‘gila’, meskipun buku ini dihakimi sebagian orang karena melegalkan tipu muslihat, kelicikan, dusta dan kekejaman. Namun sebagian orang juga memujinya karena Machiavelli tidak malu memaparkan kejujuran dan realitas para pemimpimnnya.

 Tak heran jika Michael H. Hart memasukan nama Niccolo Machiavelli kedalam bukunya yang terkenal yaitu 100 orang yang berpengaruh dalam sejarah, dan menjuluki buku Il Principe sebagai “buku pedoman para diktator”. Pemimpin-pemimpin di dunia hampir semua membaca Il Principe, Adolf Hitler, Bennito Mussolini, Lenin, Stalin. Kabarmya, Napoleon selalu tidur dengan buku ini berada di bantalnya.

Niccolo Machiavelli di lahirkan di Florence, Italia. Pada tahun 1468. Berasal dari salah satu keluarga terpandang di Firenze, ia mendapatkan pendidikan tata bahasa, retorika, dan bahasa latin. Machiavelli hidup pada saat puncak renaissance. Namun, Itali masih terpecah belah waktu itu, dan secara militer lemah. Machiavelli memgabdi pada pemerintahan Republik Florence.

Selain Il Principe, Mahakarya lain Niccolo Machiavelli adalah Discorsi sopra La Prima deco di Tito Livio.


Cianjur ,29 Mei 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )