Kemanusiaan Tidak akan Mati, dik.













Antrean di kasir alfa sore itu cukup panjang, sudah 15 menit aku di urutan ketiga. Belum maju-maju.

Seorang anak kecil ku lihat sedang memilah dan memilih belanjaannya. Ia berada paling depan, sedang berhadapan dengan kasir.


Orang di belakang ku sudah menggerutu.

"lama sekali!!".

Gemuruh terdengar di antrean belakang, mereka sudah tidak sabar ingin menghamburkan uangnya. Sedang anak kecil itu masih mengikis sedikit demi sedikit belanjaannya, supaya sesuai budgat.

"apakah aku tidak bisa membeli semua barang ini, pak"

" tidak nak, uangmu kurang"

" tapi ini ibu masak lebaran besok pak, "

"maap nak, kamu harus memilih beberapa saja, uang mu cuman 20 ribu"

Anak itu memelas, raut wajah sudah tak gembira. Ia pasrah.


sebotol sirup dan kue kering kecil berhasil ia selamatkan, sangat tidak cukup bahkan untuk makan bersama ibunya, untuk dua hari.

Aku masih memperhatikan..

Anak itu pergi keluar dari alfa, antrean mulai maju.

Seorang ibu-ibu, yang mengantri persis di belakang anak itu tadi. Dengan cekatan memborong semua belanjaan yang tidak jadi di beli anak itu, masih berserakan di meja kasir.

Kasir itu pun tak banyak tanya, ia segera merapikan.

Ibu itu keluar, berlari, menengok kanan dan kiri, mencari anak yang tadi. Aku, masih memperhatikan di balik kaca alfa.

Tak jauh, ku lihat anak tersebut masih duduk di sudut paling pojok pelataran alfa, bersama seorang perempuan, dengan gerobak sampah di hadapannya.

Dengan wajah gembira, anak dan perempuan tersebut menerima segenap belanjaan yang di beli oleh ibu-ibu tadi.

Aku terdiam, terenyuh, darah ku mengalir begitu cepat, ke setiap sel sel tubuh, memacu jantung, mengalir ke urat nadi. Aku seolah akan mati karena terkejut.

Yeah, orang baik akan selalu kita temukan dimanapun. Setiap orang berpotensi untuk menjadi baik. Dan, itulah naluri manusia.

Kupikir kemanusian telah mati. Ternyata Ia tetap hidup, dimanapun, dalam diri siapapun. Hanya masalah momentum membangkitnya saja.

Aku keluar, terdengar kata yang begtiu menyentuh ku, barang kali menyadarkanku untuk terus bersyukur.

"lebaran besok, kita bisa masak dan makan enak, nak"

"iya, bu"

Terpancar kebahagian yang sederhana, tapi sangat berarti.
Cianjur, 21 Mei 2020

Pada suatu sore di Alfamart.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )