MAAF, SAYA ORANG GILA
cerita uwais al-qorni, orang
yang dianggap gila dengan ke Sufiannya. Atau tentang ceria laila dan majnun,
yang diagaap gila dengan cintanya. Jelas sudah jalan hidup mereka, adalah
orang-orang gila yang bijaksana. Gila karna memang fikirian mereka jauh dari
masanya dan nalar dari orang-orang biasa. Mereka hanya sebagian dari
orang-orang gila yang bijaksana yang pernah hidup dibumi ini. atau para tokoh
perjuangan kemerdekaan, yang melakukan apa saja untuk mencapai indonesia
merdeka. Tentu dengan jalan dan cara yang benar. ya, negeri ini butuh banyak
orang-orang yang gila untuk merdeka.
Pada awal tahun 2018 saja sudah banyak terjadi kegilaan yang
sebetulnya tahun-tahun sebelumnya kasus kegilaan itu sudah ada. Kriminalisasi
ulama, dibandung Jawa Barat. Disebabkan oleh orang yang sebut mempunyai
gangguan jiwa. Ya, orang gila. Dan pembutuhan seorang tokoh masyarakat di
Bandung Jawa Barat dengan mengunakan sebuah linggis pun, pada akhirnya
pelakunya disebut orang yang tak waras. Mungkin memang pak polisi mempunyai
alasan dan bukti yang kuat, dengan metode pendekatan psikologi ketika diperiksa
dan ilmu-ilmu tertentu untuk memeriksa kejiwaan seseorang hingga ia bisa
dikatakan tak waras.
Belum lagi kasus seorang murid yang menganiaya gurunya sendiri
hingga tewas di sampang madura. Apakah pelaku kekerasan tersebut akan dicap
juga dengan Orang gila ?. kata ‘‘gila” sangat multi tafsir. Kasus diatas yang
menimpa negeri ini jelas berebda dengan ceri orang-orang gila yang bijaksana,
uwais Alqorni, majnun, laila dan tokoh-tokoh yang dengan kegilaannya bisa
menyadarkan orang.
Kekerasan yang menimpa salah satu Kiyai di Cicalengka, dan Tokoh
masyarakat di bandung sehingga merenggut nyawanya disebabkan oleh orang gila,
katanya. Mungkin kita akan memaklumi hal ini karna sang pelaku adalah orang
gila. Sehingga tertananamlah dalam diri kita dan kita ajarkan kepada anak-anak
kita untuk menjauhi orang gila, karna mereka kejam dan sadis hingga Menganiaya
orang-orang. Tapi, kenapa sangat sistematis kasus tersebut ? sambil menganiaya
dia teriak-teriak bahwa korban adalah ahli neraka, perbuatan amalan yang
dilakukan diaerah itu adalah syirik. Sungguh ! orang gila yang cerdas, mengerti
mana yang ahlu surga dan ahli neraka.
Meskipun langit runtuh, hukum harus tetap ditegakan. Kira-kira
seperti itu kalimat yang sering didengar dikalangan orang-orang yang ahli
dibidang hukum. Atau pun dimasyarakat pada umumnya. Mungkin itu salah satu
penyebab kenapa korupsi tidak kunjung henti di negeri ini. karena para
pelakunya adalah orang-orang gila. Ya, melakukaan kegilaan secara sistematn.
Bukan hanya penganiayaan dan mencurian uang. Tetapi juga membunuh kepercayaan
serta hak-hak orang yang seharusnya dipenuhi. Ditengah kesengsaraan masyarakat,
ada segelintir orang gila yang sedang asyik merumuskan sistem agar kelauan gila
mereka tidak mudah dibongkar. Sungguh, tragedi gila ini sedang melanda negeri
ini. gila secara struktur dan gila secara sistem.
Kita telah dibuat gila dengan media, gila
dengan berita berita yang belum tentu kebenaranya, hingga munggul sindikat para
penyebar hoax di media sosial. Apakah mereka hanya “iseng” menyebar
berita-berita yang tak jelas sumbernya itu ? tapi kenapa sangat niat dengan ke “isengan”
nya itu ?.. diera digital ini timbul penomena dimana anak-muda sangat merasa ketakutan
ketika mereka tidak mempunyai kuota internet. Takut ketinggalan berita-berita
dan tren yang sedang up to date. Serta gaya hidup dan bahasa yang sedang hits
dimasa kini. Solusi atas ketakutan itu hanya satu, yaitu kuota internet.
Sehingga, kirisis moral dan ahlak melanda negeri ini. membenarkan
hal yang biasa, bukan membiasakan yang benar. Benar secara adat, hukum dan
norma yang berlaku dinegeri ini. begitupun dengan tulisan yang jauh dari kata
sempurna ini. analisa yang sangat liar dan ngaur. Tapi tak sengaur pejabat
tertentu yang melakukan korupsi. Revolusi mental, harus dimulai dari metal para
pemimpinnya. Fenomena orang “gila” di awal tahun ini menjadi fenomena yang
gila. Begitupun tulisan ini. entah aku yang gila, atau negeri ini yang gila.
iya, kamu gila. hahaha
BalasHapus