DESAKU YANG MALANG

DESAKU YANG MALANG 

#PART1



SUATU KISAH

tinggalah seorang pemuda di suatu desa yang cukup jauh dari kehidupan dan kultur perkotaan, pemuda yang mempunyai semangat tinggi belajar, mengabdi, dan bersosial dengan masyarakat untuk melakukan suatu perubahan di kampung halamannya. Matahari belum terlihat di ufuk timur, selesai sholat subuh ia mengajar anak-anak kecil ngaji di Mushola kecil tak jauh dari rumahnya. kegiatan itu telah menjadi kebiasaannya

terlahir dari keluarga petani yang sederhana tak lantas membuat semangatnya kendor. tinggal di sebuah rumah yang sederhana, di kelilingi sawah sepanjang mata memandang dan hanya terdapat beberapa rumah tetanggannya  membuat ia selalu bersosialisasi. meskipun dia hidup di desa yang tingkat pendidikannya rendah tak membuat ia berfikir ingin seperti orang desa lainnya. suatu ketika saat ia pergi kesekolah, di tengah perjalanan ia bertemu dengan tetangganya

"kamu mau sekolah di ? semoga mendapat ilmu yang bermanfaat ya". sambil terseyum, pak doni tetangganya melambaikan tangan kepada andi dengan menyimpan harapan.

"wah, terimakasih pak. doa yang baik akan kembali baik kepada yang mendoakan". senyum gembira terlihat di raut wajah andi, banyak orang yang mendoakan dia.

andi, begitu orang kampung memanggilnya. seorang pemuda yang terkenal mempunyai tekat belajar yang kuat, cerdas, riang, dan mempunyai jiwa sosial yang tinggi membuat masyarakat di kampungnya senang. keterbatasan ekonomi bukanlah halangan untuk andi meraih cita-cita. sering kali, ia membantu ibu dan ayahnya ke kebun dan ke sawah, berjualan hasil panen untuk membantu ekonomi keluarga.

andi harus berjalan sejauh 3 km untuk sampai ke sekolah. disekolah ia terbiasa menyapa semua orang, dari mulai satpam penjaga gerbang hingga teman-teman kelas dan gurunya. ia mempunyai 3 sahabat, Rian, Aji dan Marwan. tinggal satu desa namun berbeda kampung, mereka mempunyai cita-cita yang sama. setelah lulus SMA, mereka ingin Hijrah dari desa ke Kota untuk melanjutkan pendidikan dan mencari pengalaman lebih guna membangun desa mereka.

disekolah, dalam suatu forum diskusi, mereka berkumpul untuk membicarakan desa mereka.

"kenapa ya di desa kita tidak semaju desa yang lain ? apakah desa kita kekurangan orang terpelajar untuk mengelola desa?" rian membuka pembicaraan dalam keheningan kumpulan itu.

"iya juga sih, ko pemuda desa kita  lebih memilih bekerja sebagai buruh, atau petani, gak ada yang mau jadi kepala desa atau seorang pemimpin" timpal aji.

"ah kamu ini ji, wajarlah.mereka kerja kan untuk membatu orang tuanya, emng kamu gak mau membantu orang tua ?" sahut marwan.

"kita bagian dari solusi kawan-kawan, jika pemuda desa kita tidak bisa melanjutkan sekolahnya. maka kita yang harus mencari pengalaman banyak untuk membangun desa, tak perlu cuman omongan aja, sekarang kita lakukan apa yang bisa kita lalukan" andi menjawab semua pertanyaan teman-temannya yang terheran heran kenapa pemuda di desanya lebih memilih bekerja daripada sekolah.

tak terasa diskusi mereka tentang masa depan desa sangat lama, waktu menunjukan pukul 12:30. jam pulang sekolah telah tiba, mereka bersiap-siap untuk pulang kerumah masing-masing. namun, saat andi akan keluar dari kelas, marwan menahan andi supaya tidak keluar terdulu. percakapan terjadi

"di, aku mau ngobrol panjang lebar sama kamu" dengan mimik wajah yang serius marwan bicara, penuh makna.

"apa itu wan" ? jawab andi

"anu di, tentang bapakku. aku mau cerita kenapa banyak pemuda yang tak mendapatkan kesempatan belajar seperti kita" timpal warwan.

ya, marwan adalah anak dari kepala desa sukamakmur. desa tempat andi dan kawan-kawannya tinggal, desa yang terletak di pesisir jawa barat.

"boleh saja wan, tapi tidak apa-apa memang ? nanti aku kena masalah karna membeciarakan orang no 1 di desa kita" andi khawatir, meski dalam dirinya ingin ikut andil dalam perubahan desanya, namun tetap dia hanyalah seorang pemuda yang masih kecil dan belum berpengalaman.

"tidak apa-apa di, nanti akan kuceritakan semuanya sama kamu tentang desa" marwan meyakinkan agar andi mau mendengarkan ceritanta.

"yasudah besok kan libur sekolah, nanti kamu main kerumah ku aja wan"

andi memang sosok yang dapat dipercaya, meski terbilang muda namun dia bisa menjadi orang yang dipercaya oleh teman-temannya ataupun masyarakat setempat.

ekonomi, pendidikan, dan intoleransi adalah masalah utama yang di hadapi desa sukamakmur. banyak nya warga dan pemuda yang hijrah kekota dengan alasan ekonomi mejadikan desa tersebut kekurangan Sumber Daya Manusia yang dapat mengelola Sumber Daya Alamnya. padi, jagung, dan tanaman buah-buahan adalah sumber daya alam yang memiliki potensi besar bagi ekonomi masyarakat desa suka makmur. namun, hal itu tidak di indahkan oleh para aparat desa termasuk kepala desa. bukit-bukit di gali untuk di ambil pasir dan hasil bumi lainnya oleh beberapa pemilik modal dari kota. sekolah-sekolah tidak di urus, generasi muda dipaksa menjadi pekerja dan bermental kuli.

belum lagi, masalah intoleransi. desa sukamakmur yang masyarakatnya tidak hanya beragama islam, namun ada juga kristen dan buddha. kerapkali acara peribatan mereka tidak di indahkan oleh aparat desa sebagai pemerintah yang harus melindungi dan memfasilitasi. atau datang dari tetangga nya yang mayoritas islam, namun anti dengan mereka yang non islam. hal itu tentu di sebabkan oleh beberpa hal, terutama faktor ekonomi dan pendidikan.

hal itu terjadi karena desa sukamakmur, tempat andi dan teman-temannya tinggal dikendalikan oleh segelintir oraang dengan kepentingannya masing-masing, termasuk bapaknya Marwan sebagai kepala desa. itulah hal-hal yang ingin diceritakan Marwan Kepada Andi, tentang bagaimana Penguasa Desa dan Pemilik Modal mengendalikan desa mereka yang  akan kaya Sumber Daya Alamnya......



Bersambung



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )