NEGERI MONYET








NEGERI MONYET”

Mereka berkumpul, berorganisasi, cerdas dan agresif,
Orang-orang pintar, menggunakan kepintaranya untuk membodohi.
Orang-orang bodoh, memamerkan kebodohannya dengan berpura-pura pintar.
Monyet menjadi penguasa, pintar dan rakus.
           
            Agama kau gadaikan untuk nafsu kemenangan,
            Ayat-ayat suci kau jual, untuk memuluskan jalan yang terjal,
            Beretorika dengan kata, menjual nama bangsa demi kepentingan semata,
            Mengritik dengan lantang tentang kesejahtraan, tapi tetangga sendiri kau abaikan,

Di Negeri monyet, kau halalkan semua cara untuk memenuhi nafsu dunia,
Di negeri monyet, kau bicara tentang keadilan diruangan yang penuh dengan kenyamanan,
Di negeri monyet, Maling dan Tuan Rumah bersekongkol untuk menjarah,
Di negeri monyet, monyet-monyet memakan pisang tanpa mengupas kulitnya,

            Banyak yang berteriak keadilan, tapi tak sadar bahwa dirinya pun tak adil,
            Banyak yang berteriak kesejahraan, ditengah kemewahaan yang ia dapatkan sendiri,
            Di negeri monyet, manusia tak lagi berarti, yang ada hanyalah sifat monyet,
            Berkelompok, berkeluarga, bersosial, bergaul dan bermain, tapi tak punya akal sehat,
            Yang ada hanya kepentingan-kepentingan perut, mulut dan kelamin,
            Sampai mengurus urusan ranjang orang lain, dengan tameng menegakan hukum
dan berantas penyakit masyarakat, tapi kau sendiri malah menyuruh dia telanjang
didepan mata keranjangmu,


ada yang beramai-ramai memberantas korupsi,
ada yang beramai-ramai memberantas pemberantasan korupsi,
ada yang menjual diri demi sesuap nasi,
ada yang tak lagi mempedulikan harga diri demi kekayaan materi,

negeri monyet, negerinya orang-orang yang seperti monyet,
berekor, namun didepan,
dan digunakan hanya untuk kepentingan syahwat.

                                                                                                           
Jakarta, 23 Juli 2018



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )