kekayaan itu bernama "Qana'ah"








    dalam tubuh manunisa, telah diciptakan segumpal daging, jika ia baik, maka manusia itu juga baik, sebaliknya, jika ia buruk maka manusia itupun akan buruk. ia adalah hati. sifatnya sangat sensitif, baik itu wanita atau pria, semuanya mempunyai kelemahan dalam hal itu. sebab itulah, ia mudah terbolak-balik. dan dari situ pula, manusia di anjurkan untuk berdoa, agar ditetapkan dalam ke istiqomaahan atas ketaatan.

budaya yang dianggap modern, sampai saat ini sedikit demi sedikit menggerus budaya yang lama, tentu dalam hal ini budaya yang baik. sudah jarang terlihat keakraban pada saat berkumpul bersama orang lain, baik keluarga, teman atau di tempat kerja. tangan telah dirantai oleh elektronik yang bernama gedget. seolah kehidupan ini di dunia maya. terkadang saat melihat lalu lalang didunia maya, kita selalu merasa bukan apa-apa,dibanding dengan postingan instastory teman-teman media kita yang terlihat bahagia, atau menjelalah keberbagai daerah, tempat kuliner, tempat wisata dan bermesraan dengan pasangan. sungguh, timbul iri hati dan pesimis dengan melihat kegiatan orang lain. itulah kebiasaan manusia sekarang, mengambil hipotesa lewat media.

orang lebih memilih kejaayaan materi dibanding dengan kemuliaan hidup. berlomba-lomba menjadi aktivis media dengan cara yang aneh aneh, ada yang tidak mempedulikan cara yang ditempuh, asal tujuan akhir tercapai, terkenal misalnya. manusia saat ini lebih memilih menjadi orang yang terkenal, dibanding dengan orang yang dikenal. orang bisa dikenal sebab ia mempunyai peran dalam masyarat lokal atau nasional, bahkan internasional, berpengaruh, bermanfaat, atau paling tidak menjadi orang yang baik, dipandang oleh orang lain.

beda dengan terkenal, jadi terkenal itu sangat mudah, apalagi sekarang di fasilitasi dengan berbagai media elektronik, cukup kamu melakukan hal yang aneh, lucu, atau dianggap gila, bahkan dengan mengeluarkan statmen yang kontrofesional. lalu suruh kawan mu merekam, kemudian sebarkan konten dengan media, FB, Instagram, Youtube dan perangkat lainnya. kemudian muncul netizen dengan komentar dari berbagai perspektif yang mereka sampaikan kepada kita.  perlu terstruktur, agar tujuan terkenalnya tercapai. ada tim yang mengatur, objek yang diviralkan, tim media sebagai penyebar informasi, dan tim antisipasi serangan netizen.

hal itu dilakukan, karena pikiran kita tidak bebas, terjajah oleh lingkungan, terjajah oleh pikiran bahwa kita harus menjadi seperti orang lain menjadi terkenal. pada akhirnya, terkenal telah tercapai, namun Wujudihi ka adamihi. 

bukan, ini bukan masalah terkenal atau dikenal, itu hak priogratif setiap orang. setiap orang mempunyai hak, dan hanya dibatasi oleh hak orang lain. selagi tidak merugikan orang lain tentu sah saja.

orang slalu merasa tidak puasa atas apa yang telah ia dapatkan, atau memang itulah sifat asli manusia, rakus. tapi, ada yang bisa mengendalikan dan ada yang belum bisa mencapai itu. sudah mempunyai mobil satu, ingin menambah menjadi dua, sudah punya rumah,ingin menambah villa, sudah punya istri, ingin berpoligamai. semua hal itu sah saja, selama tidak bertentangan dengan aturan, kebutuhan, dan keperluaan yang ada, pastinya materi juga ada. namun, tak sedikit yang tak sadar diri dengan kemampuannya, ingin terlihat gaya dan gagah didepan mereka yang lemah dengan modal Maksain. apalah jika itu semua bukan karena nafsu belaka.

Bukan, ini bukan tentang kebutuhan manusia secara materi, terserah mereka yang mengingkan harta berlimpah hidup mewah.

ada hal yang perlu diperhatikan, hanya sedikit manusia yang bisa mengendalikan nafsunya. termasuk tulisan ini, penuh dengan nafsu. meresakan tidak cukup dengan segala yang telah dimiliki adalah dorongan nafsu, atau beramai-ramai menyalahkan orang, membully, mengkirtiisi, berdakwah dengan menjelakan orang lain, bahkan berebut kekuasaan dengan cara yang kotor adalah dorongan dari hawa nafsu.

Imam Ghazali, seorang ulama besar memberikan konsep untuk membunuh sikap tamak terhadap harta. antara lain  Dengan amal, yaitu berhemat dalam penghidupan dan bersikap sederhana dalam pembelanjaan. Maka siapa yang ingin dengan mulia dengan sikap qona’ah hendaklah ia menyedikitkan dalam pengeluaran dan nafkah, kedua Pendek angan-angan supaya tidak goyah kerena kebutuhan dan keadaan. Karena panjangnya angan-angan dapat menutupi rasa syukur atas apa yang ia miliki. ketiga Dengan memahami bahwa dalam qona’ah terdapat kemulian, kemudahan dan kebebasan dari meminta-minta dan perasaan akan hinanya ketamakan

Apa itu Qanaah ?. sederhananya, Qanaah ialah senjata yang dimiliki oleh setiap manusia, yang terdapat dalam qalbunya, agar bisa mengontrol hawa nafsu serta ketamakan. merasa serba berkecukupan, ridha dengan hasil yang diperoleh. namun bukan berarti tanpa usaha, semuanya dengan usaha.

hal itu tidak mudah, hanya sedikit dari sekian banyak manusia bisa sampai ketahapan itu. bahkan, pada jaman sekarang mungkin hal itu akan disalahkan oleh "budaya modern", atau "hukum kebiasaan". karena manusia yang telah sampai pada tahapan itu akan dianggap irasional, seperti orang-orang terdahulu,  Uais Al-Qorni, dianggap gila karena ke sufia annya, atau Laila dan Majnun, dianggap gila karena cintanya. mereka adalah contoh orang-orang gila yang bijaksana.

kekayaan Sesungguhnya terletak dalam hati  yang lapang.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )