MEREBUT PASAR HALAL DUNIA








MEREBUT PASAR HALAL DUNIA

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak didunia, namun indrustri Halal di Indonesia masih belum sesuai dengan harapan, dalam artian masih jalan ditempat. Pemerintah berharap industri halal dapat berkontribusi mengurangi defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD).  Ketua Bappenas/menteri PPN Bambang Brodjonegoro menyampaikan, sektor keuangan saja tidak cukup dan tidak mungkin berdiri sendiri. Akan bergerak pesat jika Riil yang terealisasi dengan baik. ia juga menyampaikan bahwa harapan diskusi ini adalah untuk memberikan pandangan dan usulan agar sektor riil bisa berkembang dengan pesat.
Rupiah turun, masalah struktural, adanya devisit kegiatan exspor dan impor, serta banyaknya negara termasuk indonesia yang devisitnya kalah menjadi sebuah masalah yang tak kunjung selesai. Sehingga perlu dicarikan solusi dalam jangka pendek. Industri syariah harus mempunyai kontribusi yang lebih, termasuk Halal ekonomi. Indonesia mempunyai beberapa potensi Produk halal  yang bisa dikembangkan, yaitu :
1)      Sektor Industri makanan dan minuman serta turunanya.
2)      Sektor Industri Farmasi.
3)      Sektor Industri Busana Muslim.
4)      Sektor Industri Pariwisata halal.
Namun, potensi tersebut belum bisa dikelola secara maksimal. Sehingga masih banyak produk halal yang kalah oleh import, salah satunya adalah busana Muslim. Padahal Indonesia sangat berpeluang untuk menjadi pasar halal didunia. Sektor pariwisata mempunyai peluang besar untuk menjadikan Pariwisata Halal Indonesia semakin meningkat dimata global. Ada beberapa faktor kunci, yaitu :
a.       Kesadaran.
b.      Ramah lingkungan.
c.       Destinasi wisata.
d.      Keterlibatan masyarakat lokal.
Sektor pariwisata adalah penyumbang terbesar ke 2 untuk devisa.
Menteri Koordinator Perekonomiaan, Bapak Darmin Nasution menyampaikan bahwa pemerintah mempunyai strategi untuk menjadikan Indonesia Sebagai Pusat Ekonomi Islam Dunia. Dengan melihat sektor ekonomi syariah global, Indonesia memiliki tingkat Konsumsi halal terbesar di dunia. Anatar lain :
1.      Industri makanan halal, terbesar pertama di dunia.
2.      Industri farmasi (obat-obatan, dll) Halal ke dua di dunia.
3.      Industri Busana Muslim ke lima di dunia.
4.      Industri pariwisata Halal ke empat di dunia.
5.      Industri sektor keuangan Syariah ke dua di dunia.
Untuk mengoptimalkal hal itu, maka harus ada sinergi antar produksi.
Presiden Indonesia, Bapak Ir. Joko Widodo optimis Indonesia akan menang dari sektor Ekonomi Kreatif. Bukan hanya itu, pemerintah juga menargetkan bahwa tahun 2019 sektor pariwisata akan menjadi yang terbaik dan terbesar. Setiap tahun rangking Pariwisata Indonesia terus meningkat. Tahun 2016, Indonesia mendapatkan 12 penghargaan Halal Tourism.
Ketua Majlis Ulama Indonesia (MUI), KH. Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa Standar Halal MUI telah menjadi Standar Global. Namun, produk nya yang belum menggelobal. Sehingga harus dilakukan peningkatan, serta malakukan trobosan baru. Banyak yang mengerti syariah tapi tidak mempunyai perusahaan. Sebaliknya, banyak yang mempunyai perusahaan tapi tidak faham terhadap ilmu syariah. Dalam hal ini, MUI Sendiri telah melakukan gerakan Arus balik ekonomi Indonesia dan menggerakan sektor riil dalam pemberdayaan ekomomi umat.
Relevansi Ekonomi Global
Ahli Ekonomi Indonesia, Bapak Emir Salam dalam materinya menuliskan : Dunia Hadapi Gangguan Ekonomi Karena Perkembangan sektor keuangan menjadi alat spektulasi. Sektor keuangan memiliki ciri “informasi asymmentric”, sehingga arus modal mengalir kenegara berkembang antara lain Indonesia tanpa pengamatan terhadap resiko Foreign capital in & outflows. Arus modal yang masuk ke negara berkembang tidak dimaksud untuk menetap tetapi terdorong keluar US jika suku bunga lebih rendah di negerinya. Dan akan keluar negara berkembang kembali ke US jika suku bunga naik kembali :
Dalam financial global yang tak menentu, Vulnerabilitas finansial ekonomi dapat dibendung dengan mengembangkan peranan keuangan islam dengan nilai-nilai syariah :
1.      Tidak menuntut bunga.
2.      Transaksi keuangan harus disertai underlyng asset sehingga bernafaskan kemitraan.
3.      Diterapkan pola bagi laba.
4.      Diterapkan pola risiko.
5.      Tidak beri ruang bagi spekulasi

Praktik ekonomi syariah sudah dipraktekan di negara Hongkong ( Shanghai Bank Corporation), United Kingdom, Swedia, dan Singapore yang maju dengan pesat. Indonesia juga masih berusaha untuk menerapkannya, sebagian ada yang sudah berhasil, namun sebagian lagi masih perlu peningkatan. Penerapan ekonomi syariah ini penting, untuk mengurangi potensi krisis ekonomi, dan sesuai dengan cita-cita bangsa yang membangun masyarakat gotong royong.
            Pada zaman Presiden suharto, salah satu terobosan untuk membangun Ekonomi Syariah adalah dengan membentuk Bank Muamalat dengan segala cita-cita besarnya. Namun, saat SDM tidak memadai dan Suharto  lengser. Bisa dilihat bagaimana perkembangan Bank Muamalat sampai saat ini. Artinya, SDM merupakan kunci untuk mencapai tujuan dan cita-cita itu. Jika SDM nya tidak benar, dapat dipastikan cita-cita yang diharapkan akan sulit terwujud.
Kesimpulan
Acara High Level Discussion, yang diselenggarakan pada hari Rabu, 25 Juli 2018 di Kementrian Bappenas. hadir Ketua/Menteri Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Koordinator Perekonomiaan Darmin Nasution, Ketua MUI KH Ma’ruf Amin, Menteri Pariwisata Arif Yahya, Ketua Baznas Bambang Sudibyo, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjio. Serta para pelaku industri ekonomi, paraktisi, sektor riil,  ahli ekonomi, dan organisasi-organisai yang bergerak dibidang ekonomi islam.
 hasil diskusi tersebut dapat disimpulkan dari beberapa pemaparan yang disampaikan oleh para pembicara, yaitu :
a.       Untuk memajukan ekonomi di Indonesia, maka harus direncanakan arus baru ekonomi. Suksesnya negara-negara lain mengembangkan halal produk adalah dengan adanya dukungan dari pemerintah, telah terprogram secara nasional dan Halal Prodak. Sehingga ada beberapa strategi yang perlu dilakukan. Yaitu Pengembangan, Edukasi Masyarakat, Interpreneur, kampanye ekonomi islam dan pemberdayaan komunitas.
b.      Belum ada yang benar-benar memikirkan bagaimana memikirkan dan mengembangkan halal industri untuk pengembangan ekonomi pembangunan. Perkuat standar halal sehingga Indonesia bisa menjadi rujukan standar halal global.
c.       Hal yang paling lemah diindonesia adalah perijinan. Perijinan yang rumit dan lama menjadi kendala, sehingga harus ada deregulasi karena regulasi paling mengikat.
d.      Penguatan SDM, Penguatan Lembaga, Penguatan Modal, Inovasi Produk dan layanan, dan memperbesar jumlah pasar adalah hal yang harus difokuskan untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat ekonomi islam dunia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )