KITA PASTI GAGAL



KITA PASTI GAGAL\

Ketika awal menulis, saya cukup mengalami kesulitan tentang tema dan materi yang akan saya tulis. Bingung, mentok¸bahkan strees. Ada keraguan saat menerbitan buku pertama “LUPA PULANG”. Saya baca berulang kali, kata demi kata, kalimat demi kalimat,   paragraf demi paragraf dengan teliti. Bahkan saya menghindari untuk melakukan peluncuran buku tersebut, dan saya juga tidak mengerti ada orang yang minta tanda tangan di buku saya.

Semua keraguan itu berubah ketika saya sadar bahwa tulisan saya selalu tidak sempurna. Selalu gagal, bahkan ngaco. Oleh sebab itu melatih diri dengan cara terus menulis itu penting untuk menyempurnakan setiap tulisan yang dibuat. Jalan saja terus, sampai akhirnya menemukan kebahagian dari apa yang kita kerjakan.

Tidak usah khawatir, kita pasti mengalami kegagalan. Kegagalan itu suatu hal sudah pasti, tapi keberhasilan adalah sebuah pilihan. Ada mata rantai yang panjang menuju kearah kesana, pilihannya adalah kita mau atau tidak. Ini bukan motivasi, saya bukan seorang motivator juga. Hanya sebatas “sharing”.

Setiap tulisan yang saya publis di blog, media, ataupun yang diterbitkan menjadi sebuah buku ternyata selalu tidak sempurna. Selalu saja ada kesalahan, saya juga terkadang lupa dengan tulisan saya sendiri.

Hanya bermodal ‘keberanian’ saya terbitkan buku ke dua “GELANDANGAN DI HATI SENDIRI”. Kumpulan essai tentang kehidupan social dan beberapa peristiwa yang pernah terjadi.
Keberanian itu penting supaya kita bisa mengukur diri. Mana yang sudah bisa kita lakukan, mana yang belum bisa kita lakukan.

Lakukan apa yang bisa membuat kita bahagia dan bermanfaat. Menulis membuat saya bahagia,oleh karena itu saya terus menulis.  bagus atau tidak bagaimana nanti saja, setiap tulisan pasti akan ada pembacanya, dan setiap pembaca selalu meluangkan waktu serta tenaganya untuk membaca setiap karya penulis.

Ditengah Pandemik Covid-19 ini, kita haruskan mengikuti perintah untuk stay at home untuk memutus mata rantai penyebaran virus.  tentu ini berdampak pada beberapa hal. Namun, tetap harus kita ambil hikmah dari kejadian ini. Misalnya, banyak waktu luang untuk kita berkarya, apapun itu.

Ciputat, 28 Maret 2020
Di kosan.







Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )