SEPERTI DENDAM, RINDU HARUS DIBAYAR TUNTAS. (


 SEPERTI DENDAM, RINDU HARUS DIBAYAR TUNTAS

sebuah Novel karya Eka Kurniawan


Novel ini adalah  kisah seorang  laki-laki yang berusaha untuk membangunkan burungnya. Ajo Kawir, sejak kejadian itu burung yang menjadi kebanggaan setiap laki-laki dan idaman para perempuan tak pernah bangun. Segala cara telah dilakukan, tetap saja burung itu memilih untuk tetap tidur.

Di puncak rezim yang penuh kekerasan, kisah ini bermula dari satu peristiwa. Dua orang polisi memerkosa seorang perempuan gila, dan dua bocah melihatnya melalui lubang jendela. Dan seorang burung memutuskan untuk tidur panjang. Ditengah kehidupan yang keras dan brutal, si burung merupakan alegori tentang kehidupan yang tenang dan damai, meskipun semua orang berusaha membangunkannya.



                                   *********


Ajo kawir jatuh cinta kepada iteung. Meraka akan melangsungkan pernikahan, mereka saling mencintai dan saling menerima kekurangan. Iteung tau kalau burung Ajo Kawir tidak bisa berdiri. Tapi ia tidak peduli, masih ada jari tangan Ajo Kawir yang bisa membahagiakan Iteung. Seperti saat mereka masih pacaran.

Budi baik, seorang laki-laki lain yang mencintai Iteung namun selalu ditolak. Telah lama budi baik menaruh hati kepada Iteung. Tapi Iteung tak pernah sama sekali tertarik kepadanya. Ia tak hanya tanpa lelah mengungkapkan cinta, perlahan-lahan ia muali berkata kepada setiap orang bahwa iteung kekasihnya.

Iteung sering kesal dengan hal itu, dan beberapakali harus menemui Budi Baik, penuh kemarahan, kesal , dan berkata bahwa ia bukan pacarnya.


Ajo Kawir dan Iteung menikah. Mereka hidup bahagia, saling mencintai dan sepenuhnya saling memiliki.

Jari-jari tangannya, dari malam ke malam, semakin mahir. Ajo Kawir semakin yakin, ada hal-hal tertentu yang bisa dilakukan tangan manusia. Tidak dengan yang lain.

Namun hanya sebatas jari, Iteung tetap membutuhkan seekor burung yang berdiri tagak dan menantang. Iteung selalu memimpikannya.

Suatu pagi, Iteung menggigil. Ia berlari kekamar mandi, muntah. Ajo Kawir bertanya kenapa, iteung tak menjawab. Iteung kembali tidur, meringkuk, dan tak mempedulikan Ajo Kawir.

Sore hari, di luar hujan gerimis turun. Iteung berlari dari arah menuju rumah. Ajo kawir melihatnya, bertanya Iteung dari mana. Tak ada jawaban, hanya ada tubuh yang kuyup dan mata yang berkaca-kaca. 

Ajo Kawir terus bertanya.

Dengan bahu yang teguncang-guncang, isak tangis yang tak reda, Iteung menunduk dihadapan Ajo Kawir dan berkata bahwa ia telah hamil.

"LONTE!". teriak Ajo Kawir 

Ajo Kawir berlari, keluar rumah, Menerobos gerimis.


                            ********

Dari kisah tersebut, ada hal menarik yang perlu kita sadari dan sering terlupakan. Bahwa dalam pernikahan segala aspek harus terpenuhi, termasuk kebutuhan biologis.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )