HIJRAH



HIJRAH

Hijrah, kini orang ramai membicarakan mu, disetiap ruang dan waktu. Sudut-sudut time line dimedia ku selalu tertulis nama mu.

Hijrah, pesonamu mengajaku untuk  mengikuti gayamu, pengajianmu dan diskusi keislaman mu disetiap waktu, aku terharu.

Kau telah membuat orang terlena mengikutimu, terbawa suasana dan tren gaya keislaman mu. Memperbanyak kain baju agar terlihat semakin syar’i.

Aku terkagum kagum, ajakan kebaikanmu begitu istiqomah, tak seistiqomah sujudku.
Hijrah, Apakah aku harus berhijrah mengikuti mu ? apakah masih ada ruang yang cukup untuk pendosa sepertiku ?.

Aku, si fakir ilmu bertanya-tanya tentang mu, oh hijrah. Apakah seorang pendosa masih bisa berhijrah dengan gaya mu ? atau aku akan tetap menjadi seorang pendosa jika tidak berhijrah dengan konsep yang kau tawarkan ?

Siapa sebenernya kau, hijrah ? terlintas dalam benakku, ketika sang Nabi, manusia paling mulia berhijrah untuk menyampaikan agama islam yang damai dari tempat yang kurang baik menuju tempat yang baik, mekkah ke madinah.

Lalu, aku memahami mu sebagai peralihan dari sikap buruk menjadi sikap baik. Namun aku masih Mencoba mencari maknamu, memahamimu dalam diam.  Salahkah aku ?

Kau mengajakku kedalam lingkungan dan budayamu. Bergaya dengan gaya tawaranmu, merubah hal batiniah hingga lahiriahku. Apakah itu kau hijrah ?

aku masih bertanya-tanya, apakah aku yang tidak mengikuti gayamu belum bisa disebut sebagai seorang yang hijrah ? lantas, bagamana dengan saudara-saudara ku dikampung, yang hanya bergaul dengan cangkul dan berkumpul dengan lumpur disawah, haruskah mereka memakai pakaian dan gaya yang kau tawarkan ?.

maafkan aku, Hijrah. Aku memilihmu bukan karna gayamu, bukan karna ajakanmu, bukan karna pengajian dan diskusi keislamanmu.

Hijrah, biarkan aku bebas berfikir  untuk memahami. Kau boleh mengajakku, tapi biarkan aku memilih berhijhrah dengan caraku.

Hijrah, aku kira hijrah yang kau tawarkan adalah Tujuan, tapi ternyata kau hanya pilihan.
Aku cemburu,  pada dahi dahi yang sibuk mencumbu Tubuh bumi,
Bukan kain-kain yang mencumbu tubuh bumi.
Hijrah, aku adalah orang tersesat.
Mencoba memahamimu dengan sujud taubat. 


Jakarta, 15 November 2018
 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

SYEKH AHMAD SYATHIBI ( Bapak Pendidikan dari Tanah Pasundan )

BIOGRAFI SINGKAT KH BAHRUDDIN

ANJANI ( Cinta dan Patriarki )